![]() |
Jajaran Rektor serta Dosen UM Bandung dan UM Tasikmalaya. (Foto: Bewara Pers) |
BEWARAPERS.ID, Bandung – Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung berkesempatan menjadi tuan rumah untuk pelaksanaan studi banding dan penandatangan Mou dengan PG PAUD Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya. Kegiatan digelar secara terbuka di Auditorium K.H. Ahmad Dahlan pada, Kamis (11/08/2022).
Kaprodi PIAUD UM Bandung Esty Faatinisa, S.Psi., S.Pd., M.Pd merasa senang bisa menerima kunjungan sekaligus kerjasama atas penandatanganan MoU untuk Universitas dan Fakultas.
"Nanti akan turun kepada prodi itu PKS dan saya berharap dengan kunjungan ini tidak menjadi Sleeping MoU barangkali, tetapi banyak hal yang bisa kita kolaborasikan, sinergikan khususnya dengan prodi PG Paud dari Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya," kata dia kepada BewaraPers Kamis (11/08/2022).
UM Bandung dijadikan kiblat oleh UM di Jabar, maka tagline kampus yaitu 'Islamic Technopreneur University' diyakini Esty akan menjadi ruh yang mampu menaungi prodi PIAUD mencapai tujuannya.
"Disini baik PIAUD UM Bandung atau pun PG PAUD Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, saya rasa memiliki visi yang sama. Saya merasa banyak teman untuk sama-sama berjuang, karena itu yang kami butuhkan sekarang dalam menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan anak usia dini dan menjadi guru-guru yang berkualitas," lanjut dia.
Ilmu kependidikan yang berkualitas, ilmu pedagogik, didaktik, metodik, juga kolaborasi dengan digitalisasi dan tentu Al Islam dan Kemuhammadiyahan menjadi ciri khas prodi PIAUD di UM Bandung.
"Harapan saya mereka menjadi guru-guru yang kreatif, inovatif, berbasis nilai-nilai keislaman dan ketauhidan sehingga jika nilai tersebut sudah terealisasi maka ada yang namanya ikhlas. Karena yang namanya mengajar itu sangat dibutuhkan dengan keikhlasan hati, dan ini akan benar-benar dinamakan investasi dunia akhirat,"sambung dia.
Rektor UM Tasikmalaya, Dr. H. Ahmad Qonit mengharapkan dengan adanya kerja sama ini menjadi ajang belajar dari UM Bandung dengan pengalaman-pengalaman yang telah ada.
"Tadi sudah kita dengar bahwa pengalaman program studi PIAUD UM bandung sangat luar biasa, selain itu terdapat pula prodi-prodi baru yang berbeda maka dari itu Insya Allah UMTAS akan mengambil pelajaran dari prodi-prodi tersebut," kata dia kepada BewaraPers
"Kemudian tentu saja kita ingin berkolaborasi di dalam melaksanakan catur dharma dengan memberikan pengajaran, penelitian, pemberian sertifikat dan juga Al Islam dan Kemuhammadiyahan. kolaborasi ini tidak hanya dilakukan dengan UM Bandung tetapi dengan seluruh Universitas Muhammadiyah yang ada," lanjutnya.
Dengan diadakannya kolaborasi ini besar harapan untuk UMTAS bersama UM Bandung dapat terus maju kedepan menyeimbangi percepatan diera perkembangan saat ini. karena pengalaman masing-masing yang berbeda dapat disatukan oleh kedua Universitas dalam bentuk kolaborasi yang luar biasa.
"Kita ingin prodi PIAUD itu menjadi pionir di dalam menciptakan inovasi-inovasi. Saya juga tadi sudah bicara bahwa prodi PIAUD itu adalah institusi yang sangat strategis di dalam mempersiapkan generasi penerus. Dapat kita lihat bahwa apresiasi masyarakat pada prodi PIAUD itu seperti di marjinalkan, karena mereka tidak sadar bahwa sesungguhnya masa depan kita ditentukan oleh pendidikan usia dini," sambungnya.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Tasik Sunanih, M. Pd., Sangat senang karena disambut dengan baik di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Adapun penjelasan mengenai tujuan dari MoU dengan lima sekolah dan UM Bandung semoga dapat diaplikasikan untuk perkembangan kampus, sehingga ada point-point yang menghasilkan, terutama untuk akreditas.
"Terutama Paud ya, harapan untuk guru paud kedepannya kan ada 4 kompetensi guru nih. 4 kopetensi guru itu harus mereka hafal, harus mereka pahami diantaranya kenapa kita harus saling berkunjung? Itu mengaplikasikan kompetensi-kompetensi tersebut. Belajar bagaimana calon guru itu memahami kopetensi tersebut," kata dia.
"Harapan kedepannya guru Paud itu bukan hanya mampu mengajar orang lain tapi juga mengajar keluarganya sendiri. Menurut saya ini sangat fundamental dan guru paud itu adalah guru pertama dan utama bukan disekolah tapi dirumah. Itu fundamental, kalau fundamentalnya rapuh kesananya akan rapuh." lanjut dia
Analisis fundamental, maka guru berkembang dan harus terus semangat karena generasi yang akan datang itu tergantung guru Paudnya atau pendidik Paudnya dan dirumah kepada orang tua mereka. Generasi yang akan datang bukan dilihat bagaimana semasa sekolahnya di TK,SD, SMP, atau seterusnya tetapi didasari ketika di mereka mengijak masa belajar di Paud.
Wartawan: Detyani Aulia Malik, dan Ziyan Dini Hunafa
Editor: Tania Rahmawati