![]() |
Perlombaan Panjat Pinang. (Foto: Bewara Pers) |
Lomba- lomba yang digelar sudah menjadi tradisi tersendiri bagi seluruh masyarakat Indonesia agar dapat berpartisipasi dalam memeriahkan perayaan HUT RI. Lomba- Lomba yang diadakan pun bermacam- macam seperti, lomba makan kerupuk, panjat pinang, balap karung, dan lainnya.
Lomba yang sangat identik dan dinanti- nantikan dalam perayaan HUT RI yaitu lomba panjat pinang. Lomba panjat pinang adalah lomba yang identik dengan perayaan HUT RI atau biasa disebut dengan lomba 17 Agustus-an. Lomba panjat pinang ini dilakukan oleh para peserta lomba dengan beranggotakan sekitar 6 – 9 orang yang kebanyakan diikuti oleh para peserta pria.
Lomba panjat pinang ini mengutamakan kerjasama setiap anggota dengan tujuan untuk mendapatkan barang- barang yang berada diatas puncak batang pohon pinang. Hadiahnya dapat berupa pakaian, peralatan dapur, sembako, dan lainnya. Nah, dibalik keseruan dari lomba panjat pinang itu sendiri terdapat sejarah yang memiliki makna yang mendalam dari lomba panjat pinang. Oleh karena itu, mari kita simak terlebih dahulu sejarah dari lomba panjat pinang.
Sejarah Lomba Panjat Pinang
Asal – usul lomba panjat pinang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Para bangsawan Belanda saat itu sering mengadakan lomba panjat pinang untuk pribumi sebagai pesta untuk merayakan sesuatu seperti hari ulang tahun, pernikahan, dan lainnya. Dilansir dari detikedu, panjat pinang pada masa kolonial Belanda disebut dengan de Klimmast oleh masyarakat Belanda yang memiliki arti memanjat tiang.
Melansir dari detikedu, saat itu lomba panjat pinang terbagi menjadi beberapa anggota untuk dapat memanjat batang pohon pinang setinggi 5- 9 meter. Lalu batang pohon pinang tersebut dibaluri oleh oli/gemuk agar licin ketika dinaiki oleh para peserta pribumi. Pada tahun 1920-an, bahan makannan seperti keju, gula pasir, minyak, pakaian, serta bahan sembako lainnya di nilai mewah oleh para pribumi. Oleh karena itu, para pribumi berbondong- bondong mengikuti lomba panjat pinang yang diadakan oleh orang- orang Belanda.
Ajang lombat panjat pinang tersebut menjadi bahan hiburan oleh para bangsawan dan masyarakat Belanda dengan menertawakan para pribumi yang sedang kesulitan memanjat batang pohon pinang. Hal itu diartikan bahwa mulanya lomba panjat pinang dijadikan sebuah hiburan untuk orang- orang belanda dengan menyaksikan para pribumi yang sedang berlomba.
Namun terlepas dari sejarah masa lalu yang cukup kelam yang dilakukan oleh orang- orang Belanda kepada pribumi, terdapat filosofi yang bermakna didalam permainan panjat pinang. Filosofi makna dari lomba panjat pinang terdiri dari :
1. Gotong- royong
Dilakukan antar tim agar tetap menjaga kekompakan dalam meraih hadiah di puncak batang pohon pinang.
2. Kerja keras
Memanjat tiang batang pohon pinang membutuhkan ekstra tenaga yang lebih besar karena tiang yang digunakan cukup sulit untuk dinaiki akibat oli yang dibaluri ke batang pohon pinang yang menyebabkan tiang tersebut licin. Maka dari itu, kerja keras yang dilakukan para anggota tim bisa dikatakan suatu perjuangan untuk bisa mencapai tujuan bersama.
3. Kesabaran
Dengan adanya kesabaran yang ditanamkan dalam diri kita maka kerja keras yang dilakukan tidak akan sia- sia. Apabila tidak ditanamkan kesabaran dalam diri kita maka tujuan yang ingin dicapai oleh kita akan terbuang dengan percuma. Maka perlulah untuk kita selalu sabar dalam segala hal terutama dalam melakukan lomba panjat pinang ini.
Maka dapat disimpulkan untuk makna dari filosofi panjat pinang yaitu memberikan seluruh tenaga untuk dapat berjuang dalam memenuhi tujuan bersama agar dapat menggapai suatu kemerdekaan / kemenanangan (hadiah) yang ingin dicapai.
Editor: Vivih Alawiyah