Aspirasi Tidak Digubris, Aliansi Mahasiswa Jawa Barat Siap Duduki Istana Presiden

 

Massa Aksi Berorasi di depan Gedung DPRD Jawa Barat. (Foto: Bewara Pers)

BEWARAPERS.ID, Bandung - Aliansi Mahasiwa Jawa Barat (AMJB) menyatakan siap menduduki Istana Presiden usai menggeruduk Kantor DPRD Jawa Barat dan menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM pada Jumat (16/9/2022). Sekitar 500 sampai 800 massa datang dan menyampaikan aspirasi dengan berbagai bentuk.

Massa aksi menyampaikan aspirasi melalui orasi dan berbagai bentuk lainnya seperti drama teaterikal. Tidak hanya itu, mereka pun sempat membakar ban sebagai bentuk protes terhadap kenaikan harga BBM yang disahkan pemerintah beberapa waktu yang lalu.

Aksi unjuk rasa sempat memanas ketika massa mencoba mendobrak gerbang kantor DPRD karena tidak ada perwakilan DPRD Jawa Barat yang menemui mereka hingga menjelang malam. Massa memaksa masuk dengan melepas kawat-kawat di gerbang dan mendorongnya hingga terbuka.

Usai berhasil memasuki kantor DPRD Jawa Barat, massa aksi kembali menyampaikan aspirasinya di depan para petugas keamanan yang berjaga. Meskipun begitu, tidak ada bentrokan yang terjadi dari aksi ini.

Koordinator Lapangan AMJB dari Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Muhammad Rafly Salam menilai tuntutannya di aksi-aksi sebelumnya tidak digubris oleh pemerintah. Pihaknya menyebut akan menggelar aksi kembali dengan amarah yang membludak.

"Maka dari itu ini sebagai tuntutan akhir kami mahasiswa, suara kami masih tidak digubris gitu, maka kami akan menduduki istana presiden di kemudian hari bersama Aliansi Mahasiswa Jawa Barat," kata dia kepada Bewara Pers, Jumat (16/9/2022).

Rafly mengatakan, tuntutan yang dilayangkan masih sama yakni penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Maka dari itu, pihaknya memberikan ultimatum pada pemerintah untuk menurunkan harga BBM sebelum massa semakin marah.

"Rencananya kami akan melakukan aksi lembali di Jakarta di esok hari (hari ini, red)," ucap dia.

Ia menyebut, jalannya aksi tersusun dan tidak terjadi bentrokan. Akan tetapi, ia menyebut sempat terjadi miss komunikasi ketika hendak membubarkan diri. 

"Kami akan melakukan edukasi. Sebenarnya aksi kami sudah beres cuman kami akan melakukan long march melakukan edukasi kepada masyarakat lainnya, jadi aksi ini di jam sekarang. Titik akhir long march yaitu di monument perjuangan," ungkap dia.

AMJB, kata dia, telah menyusun skema usai aksi yang digelar di depan Kantor DPRD Jawa Barat. Pihaknya akan mengedukasi masyarakat untuk tetap memperjuangkan penolakan kenaikan harga BBM.

"Tetapi mungkin dari kawan-kawan elemen lain, dan kawan-kawan kampus lain masih belum puas menyuarakan aspirasinya. Maka dari pada itu masih ada mahasiswa yang stay di sini," jelas dia.

Di sisi lain, aksi unjuk rasa tersebut pun mendapatkan tanggapan dari anggota kepolisian. Panit 1 Polsek Bandung Wetan IPDA Deni Nugraha menilai, mahasiswa sah-sah saja menyampaikan aspirasinya. Terlebih, mahasiswa merupakan generasi muda.

"Yang penting tetap jaga pengguna jalan jangan sampai memacetkan dari kita sebagai polisi lalu lintas, dan untuk masyarakat jangan sampai terganggu," ungkap dia.

Menurut informasi yang diterima Deni, aparat kepolisian menyiagakan 700 anggota di dua titik dalam mengamankan aksi unjuk rasa tersebut. Titik pertama di Gedung DPRD Jawa Barat dan kedua di Gedung Sate.

"Harapannya, apa yang dituntut mahasiswa segera terrealisasi. Kalo memang mahasiswa itu berdemo di DPRD, mohon pihak DPRD untuk menerima masukan-masukan dari mahasiwa ini. Intinya tetap komunikasi yang dikedepankan," tutup dia.(*)


Wartawan: Tim BewaraPers UM Bandung

Editor: Afsal Muhammad

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama