Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc. saat memberi sambutan dalam kegiatan PesonaMU, Rabu (21/9/2022).(Foto: Detyani Aulia Malik/bewarapers.id)))
BEWARAPERS.ID, Bandung – Hari pertama Pekan Sosialisasi dan Orientasi Mahasiswa Baru (Pesonamu) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung telah dilaksanakan pada Rabu (21/09/2022). Kegiatan dilaksanakan dengan penuh semangat dan antusias dari para mahasiswa baru UM Bandung.
Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU berharap mahasiswa baru dapat menjadi Islamic Technopreneur yang tangguh dan membanggakan di masa depan kelak.
Selain itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat H. Suhada mengaku terkejur ketika melihat mahasiswa baru yang berjumlah 1.700 orang di Auditorium K.H Ahmad Dahlan. Selain itu, dirinya mengaku takjub melihat papan nama yang biasanya terbuat dari kertas bening, namun dengan kreativitas mahasiswa diubah dan dibuat dari hihid atau kipas.
“Artinya produsen hihid/kipas tertolong oleh 1700 mahasiswa dengan adanya acara pesonamu kali ini, spirit UM Bandung dengan jargon Islamic Technopreneur University itu real mulai di terapkan langsung oleh para mahasiswa baru, ini semua bisa menjadi ilham untuk anak-anakku sekalian bahwa besok kompetensi kerajinan bisa kita lestarikan dan itu dapat dikemas lebih baik lagi menjadi komoditi lebih besar".
Ia juga mengatakan, para mahasiswa baru ini kedepannya akan menjadi agent of change, pemeran utama dalam membangun bangsa di masa depan yang akan datang yaitu di tahun 2045 kelak.
“Jadi tidak akan mungkin bisa menjadi pemeran utama mana kala kapasitas kita tidak memadai, oleh karena itu manfaatkan sebaik-baiknya bimbingan dari pak rektor, bimbingan dari dosen-dosen dan bimbingan dari tokoh-tokoh Muhammadiyah," ucap dia.
"Jika saudara nanti menggantikan tokoh- tokoh yang harus diganti oleh kader generasi muda, tentu anda lah yang berhak mengganti senior-senior kita yang pada saatnya diganti oleh generasi muda,” lanjutnya.
Di sisi lain, Pimpinan PP Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad, M.Si mengaku bersyukur ketika banyak mahasiswa yang masuk ke UM Bandung. Ia menilai, UM Bandung adalah bagian dari beberapa PTM yang jumlahnya 171 PTM yang ada di seluruh Indonesia.
“Bahkan tidak hanya di Indonesia di luar negeri pun ada UMAM yang dimana anda merupakan dari keluarga Mahasiswa Muhammadiyah Bandung yang jumlah nya 580.000. Seluruh indonesia di daerah Papua Manokwari, dan minoritas muslim pun ada ini merupakan sebuah organisasi 105 tahun, dan organisasi Islam tersukses didunia," ungkap dia.
Selain itu, Dadang mengatakan, akan menggelar ajaran AIK Al-Islam Kemuhammadiyahan dengan jumlah 9 SKS. Sementara di kampus lain hanya 2 SKS.
“Untuk membekali itu harus memiliki dua keterampilan dan hasil dari akademik. Menurut prodinya mahasiswa masing-masing harus memilki hard skill dan membuat kunci sukses," ucap dia.
Dadang berpendapat, soft skill yang menyangkut kepribadian santun dalam bicara, rendah hati, mempunyai rasa kasih sayang atas sesama manusia berkolaborasi diajarkan di PTMA menjadi ciri yang tidak ada di perguruan tinggi lain.
"Milikilah hal itu dan anda belajar disini dengan niat yang harus dirubah bukan niat untuk mencari ijazah,“ sambungnya.
Kepala LLDIKTI Wilayah IV Dr. M. Samsuri, S.Pd menjelaskan, persyarikatan Muhammadiyah sudah mengelola pendidikan sebelum kemerdekaan Indonesia.
“Menjadi tulang punggung perekonomian bangsa indonesia, 1700 mahasiswa baru yang diberikan orientasi, tetap lurus niat tidak putus kuliah,“ kata beliau dalam sambutannya.
Dirinya juga menyebutkan beberapa isu atau faktor yang dimana hal tersebut cikal bakal terjadinya putus kuliah. Salah satunya, minuman keras, narkoba, dan pergaulan bebas.
“Tengok kedua orang tua berusaha keras untuk mendidik dan mencari pembiayaan anda untuk itulah jangan sampai terjebak dalam hal yang membuat anda putus kuliah,“ beber dia.
Kampus, lanjut dia, menjadi tempat yang nyaman bagi mahasiswa dan sangat bebas dari kekerasan seksual. Ketika ada kasus kekerasan seksual, maka harus dilaporkan ke satgas.
“Hal ini tidak boleh terjadi diperguruan tinggi, dalam kasus terbanyak ada peran dosen yang memiliki kekuasan dan mahasiswa juga yang membutuhkan nilai," tutup dia.(*)
Wartawan : Detyani Aulia Malik, Ziyan Dini, Umi Soleha
Editor : Afsal Muhammad
Tags:
Kampus