Setengah Tahun Ini

Setengah Tahun Ini (Foto: Pinterest)


Kita kembali belajar, semua tanpa terkecuali. Memahami yang sudah terjadi hampir setengah tahun ini. Dihantam banyak sisi ketika keadaan memaksa kita untuk lebih dalam dengan segala sesuatunya yang tak pasti. Bukan untuk kalah, lebih kepada pasrah, berserah, dan melihat kemungkinan lain yang lebih mungkin untuk dijadikan rumah. Semua yang diam mengalami hal yang sama. Semua yang tidak kemana-mana menghadapi situasi serupa. Bergerak pada ruang terbatas, situasi yang harus dihadapi dengan pola pikir yang lebih luas. 

Ada yang kehilangan harapan, jarak pandang tentang apa-apa yang seharusnya tercapai tak lagi kelihatan. Ada yang hanya diam, sebab ruang geraknya dihimpit paksa oleh alam yang mulai terancam. Ada yang tertinggal, dilupakan, lalu kembali menyadari bahwa yang seharusnya dikejar sudah tak lagi terkejar. Namun dari semua hal buruk yang terjadi, selalu ada titik untuk menemukan kembali. Sesuatu yang lain, yang tanpa disadari lebih berarti. Melihat sekitar untuk memaafkan yang salah, menyimak sekeliling untuk menguatkan yang kalah, mengarungi yang jauh untuk menerima yang sudah sudah. 

Selaras adalah bagian dari itu semua. Kita sama dalam hal rasa, meski luka dan kemampuan mengobatinya berbeda. Semua dalam kadarnya menemui ujung jalan. Namun upaya dan segala tenaga banyak menghasilkan kemungkinan dari yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan. Kita bergerak, beranjak, hingga akhirnya menemukan jawaban. Dari rumah yang kita singgahi, dari sana kita kembali memulai. Membangun pondasi terkuat dengan pikiran yang tak lagi menghalang halangi. 

Setahun kebelakang adalah fase menemukan rumah. Kita sudah pulang dalam waktu yang cukup lama. Kita sudah tinggal dalam bilik-bilik ternyaman. Di depan, selagi masih ada kesempatan, sudah seharusnya tak ada lagi yang disia-siakan.



Oleh: MRTH

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama