![]() |
Rafi Rabbani dengan buku pertama (sebelah kanan) dan buku kedua (sebelah kiri). |
BEWARAPERS.ID, Bandung - Rafi Rabbani Rais, begitu nama lengkapnya. Pria yang akrab disapa Rafi ini merupakan mahasiswa asal Sumedang yang kini berkuliah di Universitas Muhammadiyah Bandung.
Rafi adalah alumni dari MA Darul Arqam. Kini ia tengah menempuh studi S1 jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di kampusnya.
Rafi menceritakan awal mula pengalamannya menulis hingga sukses menerbitkan 3 buku di usia 18 tahun.
“Awalnya iseng pengen nyoba nulis waktu kelas 3 SMP, tapi kaya masih kurang jadi dulu banyakin baca,” tutur Rafi kepada Bewara Pers pada Kamis, (21/3/2024).
Lebih lanjut, Rafi menambahkan bahwa motivasinya menjadi penulis dikarenakan kepribadiannya sebagai orang yang pemikir dan berkeinginan agar sesuatu yang dipikirkan tersebut membuahkan hasil.
“Di pikiran tuh kadang suka banyak hal yang tiba-tiba muncul, sering muncul ide-ide liar gitu kan, jadi daripada cuma datang terus hilang lebih baik dituangin jadi tulisan, gitu,” tambah Rafi.
Sempat Berhenti Menulis
Selain itu, ia sempat kehilangan minat untuk melanjutkan menulis saat memasuki kelas 1 SMA. Namun, hal tersebut tak berlangsung lama, karena setahun kemudian Rafi memantapkan niatnya dan berhasil menyelesaikan satu buku dalam waktu tiga bulan.
“Proses nerbitin buku pertama tuh sebenernya cukup panjang, karena sempat berhenti dulu di kelas 1 SMA yang udah nulis dikit tapi berhenti karena overthinking. Tapi waktu kelas 2 SMA mulai nulis lagi dan berhasil sampe terbit,” ungkap Rafi.
Buku pertama tersebut berjudul ‘Dopamine’ yang menceritakan perjalanan manusia dalam mencari makna hidup di tengah-tengah kekecewaan, keputusasaan hingga menggali alasan mengapa manusia terus mencari kebahagiaan dalam hidupnya.
Menulis Berdasarkan Kisah Nyata
Kemudian, buku yang kedua berjudul ‘Untaian Kisah dari Pelataran Kasih’. Buku ini terbit beberapa bulan mendatang, tidak lama setelah buku pertama terbit.
![]() |
Buku kedua Rafi Rabbani yang berjuduk Untaian Kisah Dari Plataan Kasih. (Foto: Istimewa) |
Buku ini termasuk buku best seller dan paling banyak dibaca selama pengalamannya menjadi penulis.
“Dulu waktu kelas 2 SMA, saya pernah deket sama cewek. Jadi isi buku Untaian Kisah dari Pelataran Kasih itu sebenarnya berdasarkan kisah nyata karena menceritakan perjalanan kita berdua,” kata Rafi.
Buku ini memberikan pesan moral bahwa segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, khususnya dalam masalah percintaan.
Berkolaborasi Dengan Teman
Selain itu, Rafi melakukan hal yang berbeda di buku yang ketiga. Ia berkolaborasi dengan temannya Revan Daffa menulis buku ‘Hilang Arah di Penghujung Jalan’.
Buku ini memberikan pandangan karakter utama dalam buku yang melakukan perjalanannya menghadapi tantangan-tantangan kehidupan.
Hilang Arah di Penghujung Jalan memberikan pandangan bahwa penerimaan takdir dan tanggung jawab merupakan bagian dari pertumbuhan dan pembelajaran.
Dalam buku ketiganya, Rafi ingin memberikan pelajaran berharga bagi pembacanya. Buku ini menceritakan pelajaran kehidupan.
“Jangan menilai sesuatu berdasarkan sudut pandang kita sebagai manusia, bisa jadi, apa yang kita benci menjadi batu loncatan kita di masa depan. Karena kita tidak pernah tau apa yang Tuhan rencanakan,” jelas Rafi.
Sebagai penutup, Rafi menyebutkan kalimat yang menjadi pegangannya dalam menjalani kehidupan.
“Kita tidak bisa merubah masa lalu, tapi kita bisa menghancurkan masa sekarang dengan terlalu mengkhawatirkan masa depan.” Pungkasnya*
Wartawan: Winaa Septiani
Editor: Winaa Septiani