BEWARAPERS.ID, Bandung – Pimpinan Komisariat Sosial dan Humaniora (SOSHUM) Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung gelar Seminar Politik dan Dakwah Islam bertema “Sibuk Berislam, Tak Paham Islam”. Berhasil menarik perhatian mahasiswa dari berbagai kampus. Acara ini dihadiri oleh peserta dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN), Universitas Muhammadiyah Bandung (UMbB), serta kampus lainnya. Bertempat di Ruang Pertemuan 3 Lantai 2 UM Bandung. Pada Rabu (2/7/2025)
Melalui tema yang menohok dan relevan dengan kondisi
keislaman saat ini, kegiatan ini bertujuan mengajak mahasiswa untuk menjalankan
ajaran Islam tidak hanya secara ritualistik, tetapi juga dengan pemahaman yang
mendalam dan penghayatan menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari.
Nandang Fathurrohman Selaku Ketua Lembaga Studi Politik Islam (LSPI) UIN Bandung sekaligus pemateri dalam seminar menyampaikan bahwa Islam
seharusnya menjadi panduan dalam seluruh aspek kehidupan. Ia menekankan bahwa
ajaran Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga
mencakup relasi dengan diri sendiri dan sesama manusia.
“Jadikan islam sebagai roadmap kehidupan karena ketika
menjadikan Islam ini sebagai landasan, maka insyaallah keselamatan, keberkahan
itu akan turun dari langit. Bahkan dalam suatu ayat Al-Quran itu dikatakan
ketika suatu penduduk itu beriman dan bertakwa, maka Allah akan menurunkan
keberkahan baik dari langit dan dari bumi,” ujarnya.
Pandangan tersebut sejalan dengan latar belakang
penyelenggaraan seminar. Ketua pelaksana Andrea Dikwamedina mengungkapkan bahwa
tema ini lahir dari kegelisahan bersama akan kondisi umat Islam saat ini,
khususnya di Indonesia, yang dinilai banyak menjalankan agama secara simbolik
tanpa internalisasi nilai-nilainya dalam kehidupan.
“Keresahan aku pribadi atau kami dari divisi tablik PK
IMM SOSHUM UM Bandung, itu ngerasa kalau masyarakat saat ini, terkhusus
masyarakat di Indonesia yang muslim yaitu, banyak menunjukkan kalau mereka tuh
nggak sesuai sama ajaran islam, kayak misalnya kalau dari atas itu korupsi,
kalau dari bawahnya mungkin membuli, membunuh, diskriminasi dan sebagainya itu.
Jadi kita merasa kayak perlu deh kaum muslim itu untuk merefleksikan agama
mereka itu sendiri, supaya terinternalisasi di dalam diri mereka sendiri gitu.”
Ujar Andrea Dikwamedina, Ketua Pelaksana seminar.
Seminar ini mendapat sambutan positif dari para
peserta yang berasal dari beragam latar belakang kampus. Salah satunya yaitu
Fauzan Adim Soekarno dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menyebut tema yang
diangkat sangat relevan dan membangkitkan kesadaran akan pentingnya pemahaman
keislaman yang lebih mendalam.
“Temanya, sibuk berislam tapi tak paham islam, ini
cukup ngendang gitu, karena kami dari UIN ataupun mungkin teman-teman UMB tuh,
pasti sudah melekat yang namanya islam itu sendiri gitu. Jadi ketika hal itu
disentil ya, harus dateng lah gitu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Fauzan mengungkapkan bahwa materi yang
disampaikan dalam seminar ini memberikan ruang refleksi, baik terhadap
pandangan pribadinya maupun terhadap sudut pandang orang lain mengenai Islam.
Menurutnya, ini menjadi momentum untuk memperkuat kembali nilai-nilai dasar
dalam beragama.
Fauzan juga menyampaikan harapannya agar umat Islam
mampu mengamalkan ajaran secara menyeluruh, dimulai dari diri sendiri hingga ke
masyarakat luas. Nilai-nilai seperti Hablu minallah, hablu minannas,
dan muamalah menurutnya penting diterapkan secara bertahap dalam
kehidupan.
Menutup kegiatan, pemateri menyampaikan harapan agar
para peserta tidak hanya menyimpan pemahaman yang diperoleh untuk diri sendiri,
tetapi turut menyebarluaskannya ke lingkungan sekitar.
“Mudah-mudahan semua mahasiswi disini menyebarluaskan juga
ke teman-teman yang ada di luar sini, yang tidak ikut supaya bisa merasakan
bahwa Islam itu indah, Islam itu bukan kejam di mata-mata orang, tapi Islam itu
Indah dan mengatur Segala aspek kehidupan,” tegasnya.
Acara ini diakhiri dengan ajakan reflektif agar
mahasiswa muslim tidak sekadar menjalankan rutinitas keagamaan, namun mampu
menghayati nilai-nilai Islam secara utuh dan menjadikannya sebagai pijakan
dalam kehidupan pribadi, sosial, dan kebangsaan.
Wartawan : Abdul, Tia, Yuliani
Editor: Tabina, Rahmi