Suka Duka Bersama Bewara Pers: Catatan Mantan Pemimpin Redaksi

 "Salam Pers, Salam Suara!"

Teriakan itu yang selalu terngiang ketika mendengar nama UKM Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bewara Pers Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung yang menjadi salah satu tempat saya dan teman-teman berkarya selama kurang lebih 1 tahun. Sebuah pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah tergantikan ketika membersamai Bewara yang mati suri karena berbagai intrik internal.

Pembaca yang budiman, saya sebetulnya adalah orang baru di Bewara Pers. Sebab, saya mengawali karir kewartawanan saya sebagai wartawan di Kabupaten Cianjur sejak 2019. Dan, saya pun termasuk baru di UM Bandung, karena saya adalah mahasiswa yang 'terdampak' merger antara STIE Muhammadiyah Bandung dan UM Bandung.

Ketika kedua kampus itu mulai bersatu, saya langsung bertanya pada kakak tingkat, "apakah ada UKM pers di UM?". Ia pun dengan jelas dan lugas menjawab, "Ada, Bewara Pers". Di sana saya mulai memiliki ketertarikan untuk merambah ke dunia pers kampus.

Adik saya, Detyani Aulia Malik yang pertama kali masuk ke Bewara Pers dan punya cita-cita untuk mebangkitkan Bewara dari 'sakaratul maut' saat itu. Saya mengamini permintaan Dety, seperti itu ia dipanggil, untuk bersama-sama membangun LPM Bewara Pers dari awal.

Awalnya, Bewara Pers hanya bermodalkan Instagram sebagai media menyalurkan informasi kepada khalayak. Hingga pada suatu ketika, saya rela mengeluarkan uang dan tenaga untuk membuat website untuk Bewara. Tentu, hal ini karena saya menjunjung prinsip, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung". Saya ingin menjunjung Bewara Pers untuk menjadi Pers Kampus yang keren.

Dengan kemampuan SEO yang saya miliki, dengan cepat website Bewara bisa muncul di Google News, memiliki iklan Adsense, bahkan kerap mentereng di halaman pertama Google untuk beberapa kata kunci. Tujuannya, agar Bewara Pers semakin dikenal, mudah dicari, dan dipandang hebat oleh pers kampus yang sudah lebih dulu muncul.

Sebetulnya, saya tidak terlalu banyak bergerak di bidang teknis untuk Bewara. Saya adalah mahasiswa kelas jauh dari Cianjur, yang mungkin dengan sedikit ilmu yang saya punya, berharap bisa membangun UKM ini semakin maju.

Dalam perjalanan kebangkitan Bewara, masalah internal datang silih berganti, pergantian kepemimpinan, sampai restrukturisasi selalu terjadi. Kesalahpahaman, misinformasi, dan lain-lain sudah menjadi makanan sehari-hari jika kita hidup di dunia jurnalistik. Hal itu pernah saya rasakan ketika menjadi wartawan di Cianjur.

Suka Duka Bersama Bewara Pers: Catatan Mantan Pemimpin Redaksi


Tetapi, dengan semangat yang tinggi, rasa syukur saya terucap kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Bewara Pers masih bisa berdiri dan kokoh di tengah gelombang pasang yang mencoba menenggelamkannya. Tentu, hal itu tidak akan terjadi tanpa kekompakan anggotanya yang kini dipimpin Dety.

Pada awal penerbitan website ini, memang masih banyak kekurangan, bahkan website ini pun belum setahun. Dan, Februari nanti, website ini akan berulang tahun yang pertama. Bahkan, mungkin akan sampai ke usia puluhan, bahkan ratusan.

Semangat berkarya dari anggota dan warga kampus UM Bandung menjadi bagian terhebat dalam hidup saya. Saya yang kini berada di tingkat akhir, merasa sudah cukup untuk bisa menyerahkan kepemimpinan redaksi di Bewara Pers.

Secara pribadi, saya sudah mulai memiliki pemikiran yang berbeda dengan teman-teman Bewara. Saya yang kini menjadi redaktur di dua media lokal, memimpin sebuah perusahaan agensi pemasaran digital, sudah tidak bisa lagi memiliki waktu banyak untuk membersamai teman-teman Bewara Pers.

Harapan tinggi saya kepada para mahasiswa baru yang sudah menyelesaikan kegiatan PesonaMU kemarin, menjadi impian hebat untuk semakin memajukan Bewara. Website ini pun akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu, saya tidak akan meninggalkan Bewara, sama seperti saya yang tidak akan pernah meninggalkan Ekskul Karya Ilmiah dan Jurnalistik MAN 1 Cianjur.

Saya siap kapanpun teman-teman Bewara Pers meminta saya untuk datang. Untuk sekarang, setelah Musyawarah Besar, saya menyerahkan jabatan saya sebagai pemimpin redaksi kepada mantan redaktur Bewara Pers, Tania Rahmawati.

Selama sekian purnama di Bewara, saya pun mendapatkan banyak ilmu dari teman-teman anggota dan pembina. Sesuai dengan prinsip hidup saya, setiap orang adalah guru bagi kehidupan, karena perspektif dan perjalanan hidup setiap orang pasti berbeda.

Harapan saya Bewara Pers tetap solid dan kompak, serta dewasa dalam menyikapi segala permasalahan yang ada. Tetap berada di koridor yang baik, tetap menyampaikan informasi dan kebenaran kepada khalayak, hingga suatu saat Bewara sudah tidak lagi sekadar UKM.

Terima kasih saya ucapkan kepada anggota dan pembina Bewara Pers yang mau menerima saya. Meski saya tahu, selama sekitar 1 tahun ini, saya jarang membersamai kalian karena kesibukan di Cianjur. Tetapi, dukungan dan doa terbaik bagi kalian akan selalu menyelimuti segala perjalanan agar tetap hangat dalam terjang angin kehidupan.

Setelah ini, saya akan tetap menulis untuk Bewara Pers. Sesuai motto hidup saya; Tiada Hari Tanpa Menulis. Saya akan terus berkarya untuk Bewara Pers, sampai akhir hayat menjemput.

"Salam Pers, Salam Suara!"

Penulis: Afsal Muhammad (Mahasiswa Semester 7 FEB UM Bandung)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama