![]() |
Waktu Maghrib (Foto: bisnis.com) |
BEWARAPERS.ID - Waktu maghrib di kala Ramadan adalah hal yang sangat dinantikan oleh umat islam yang melaksanakan ibadah puasa. Waktu maghrib menjadi waktu yang paling membahagiakan karena di waktu itu umat islam bisa melepas dahaga dan lapar.
Namun, berbeda dengan ibu Sari, waktu maghrib baginya adalah waktu yang menuntut, waktu yang membuatnya bingung karena anak semata wayangnya harus diberi makan untuk berbuka puasa.
Ibu Sari yang kesehariannya bekerja sebagai badut jalanan, yang terkadang penghasilannya hanya cukup untuk memberi makan Dini anak semata wayangnya yang masih kecil. Di tengah terik matahari, ibu Sari berdiri di depan pom bensin, sembari mengenakan kostum badut berharap ada yang mengasihinya uang atau makanan untuk anaknya berbuka puasa.
Di suatu sore menuju maghrib dengan perasaan resah karena belum mendapatkan uang sepersen pun, ibu Sari menatap anaknya yang ikut menemaninya. Mereka berdoa dengan berharap penuh ada orang yang mengasihi mereka.
Adzan maghrib tiba, ibu Sari sangat sedih karena anaknya menangis meminta minum dan makan untuk berbuka puasa. Ibu Sari hanya bisa memberikan ucapan penenang bagi anak nya supaya ia bisa tenang. Dini pun tertidur di tepi jalan dekat pom bensin dengan perut kosong. Ibu Sari menunduk dan menangis sambil mengusap kepala Dini yang tertidur.
Tiba-tiba datang sebuah motor yang berhenti tepat di hadapan mereka tanpa disadari bu Sari, orang itu pun turun lalu duduk di samping bu Sari seraya berkata “Ibu sudah buka puasa?” dengan mata yang sayu sembari membuka topeng badutnya, bu Sari menjawab “Belum neng.”
Dengan senyum manisnya tiba-tiba orang itu mengambil kresek makanan yang ia gantung di stang motor nya “Ibu, ini ada sedikit makanan barangkali cukup untuk ibu sama anaknya, dimakan ya bu,”
Dengan mata berbinar bu Sari mengucapkan syukur lalu berterimakasih kepada pengendara motor itu “Terima kasih banyak neng, saya gatau mau makan apa hari ini kalo ga ada neng,” bu Sari pun langsung membangunkan Dini untuk mengajaknya makan bersama.
Tanpa berlama-lama pengendara motor itu pun pamit untuk pulang, dan tak lupa ia memberikan uang untuk mereka. Berharap bisa menolong mereka kala itu.
Penulis: Tasya Safera
Editor: Adeva Rizky Yudithia