Tampak Edwin Khadafi selaku Ketua KNPI Kota Bandung, sedang memaparkan materinya mengenai perkembangan pelayanan publik di Kota Bandung dalam menciptakan Indonesia Emas 2045, di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Jum'at, (1/12/2023). (Foto: Yogi Bagus Prasetyo/Bewara Pers)
BEWARAPERS.ID, Bandung - Program Studi Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar kuliah umum dalam rangkaian Kuliah Bareng Birokrat di Auditorium KH Ahmad Dahlan pada Jum'at, (1/12/2023).
Mengusung tema ‘Inovasi Dalam Birokrasi: Menuju Indonesia Emas 2045’, acara ini merupakan 1 dari 7 sesi yang akan digelar pada minggu-minggu selanjutnya.
Kuliah umum ini dilaksanakan sebagai bentuk implementasi lebih lanjut dari mata kuliah Government Public. Tidak hanya itu, acara ini setidaknya diikuti oleh 100 orang peserta, dan dihadiri Dosen Administrasi Publik dan Kaprodi Administrasi Publik UM Bandung.
Dalam penyelenggaraannya, acara ini diisi oleh 5 pemateri mulai dari Andri Rusmana selaku Ketua BKD DPRD Kota Bandung, Faisal Aji Pradana selaku Ketua PPKP Pusat, Mahesa selaku Ketua PPKP Kota Bandung, Edwin Khadafi selaku Ketua KNPI Kota Bandung, dan Haru Suandharu selaku Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, dalam sambutannya Alfiadi Hadida menjelaskan bahwa tujuannya diadakan kuliah umum ini tiada lain untuk mengetahui sudah sejauh mana persiapan yang telah dilakukan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
“Jadi tujuan kami mengadakan kuliah birokrat ini karena menurut kami urgensi dari persiapan kita menuju Indonesia Emas 2045 itu sangat penting. Karena peran dalam mengefektifkan Indonesia Emas 2045 itu bukan hanya peran dari pemerintah saja. Justru kita sebagai mahasiswa atau sebagai masyarakat itu mempunyai peran yang besar bagi Indonesia Emas 2045,” Ungkap Ketua Pelaksan
Lebih lanjut, Edwin Khadafi menjelaskan bahwa ada dua hal dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan inovasi, mulai dari keterbukaan pada masyarakat yang ada di lingkungan, serta beraninya masyarakat dalam menghadirkan keterbukaan yang inklusif atau keterbukaan lanjutan.
“Pertama harus memberikan ruang keterbukaan pada masyarakat yang ada di lingkungan tersebut ya berarti keterbukaan informasi yang terkait dengan kondisi aktual dari lingkungan tersebut seperti apa agar masyarakat atau stakeholder yang ada di lingkungan itu tahu kondisi aktual, battlefieldnya lapangannya seperti apa. Kedua juga berani lingkungan tersebut untuk menghadirkan keterbukaan inklusivitas atau keterbukaan lanjutan untuk menerima masukan dari stakeholder yang ada terlibat dalam lingkungan tersebut selain itu juga tentu basis utama dasarnya pondasinya ilmu ya keilmuan” Ujarnya
Bukan hanya itu, para peserta dalam sesi wawancaranya menyatakan bahwa kuliah umum yang berlangsung pada hari ini memberikan pengetahuan lebih luas terkait perkembangan pelayanan publik di Kota Bandung.
“Menurut saya sih menarik, bagus, dan salut karena dapat mengundang tokoh-tokoh hebat, harapannya sendiri semoga bisa lebih membukakan pengetahuan-pengetahuan baru,” Ujar Rizkian Mahasiswa AP.
Wartawan : Yogi, Ainun, Taufik
Editor : Prita Hazra Santana