Begini Tanggapan 3 Para Kepala Bagian Terkait Masalah dan Isu di Lingkungan Kampus

Begini Tanggapan 3 Para Kepala Bagian Terkait Masalah dan Isu di Lingkungan Kampus

BEWARAPERS.ID, Bandung - Dalam gelombang kehidupan kampus yang penuh dengan dinamika, suara mahasiswa menjadi salah satu poin penting yang harus tetap diperhatikan. Banyaknya pertanyaan, kekhawatiran dan aspirasi mahasiswa sedikit demi sedikit perlu terjawab kebenarannya oleh pihak-pihak terkait di lingkungan kampus . 


Berdasarkan survei "Masalah dan Isu di Lingkungan Kampus UM Bandung" yang dilakukan dari 18 Maret - 1 April 2024 ini menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan yang tertera dalam survei disetujui oleh para mahasiswa. Mulai dari masih kurangnya fasilitas yang diberikan terhadap proses pembelajaran, kebijakan keuangan yang tidak sedikit memberatkan mahasiswa, hingga minimnya informasi beasiswa. 


Dengan permasalahan tersebut, tak heran jika mahasiswa memanfaatkan survei ini untuk menyampaikan keresahan sekaligus  mempertanyakan peranan kampus dalam menanggapi isu atau masalah yang beredar di lingkungan kampus. 


"Kurangnya perhatian untuk ruangan ukm yang sangat berpengaruh bagi kehidupan ukm. Contohya ukm musik tradisional, kehilangan beberapa anggota karena bingung jadwal meminjam ruangan selalu diabaikan. Padahal sering mengisi acara-acara di kampus bahkan di luar membawa nama kampus," ujar Adnan (Nama samaran) - Manajemen 22.


Kepala Bagian Sarana Prasarana


Meski begitu, tim peneliti melakukan wawancara ke beberapa Kepala Bagian guna menjawab setiap keresahan mahasiswa sesuai dengan kode etik jurnalistik.


Salah satu keresahan mahasiswa yang disampaikan melalui survei adalah hilangnya peranan BEM. Menanggapi isu ini, Dr. Taufik Maulana, S.Pd.I., M.Pd. selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan menjelas bahwa dirinya menyadari betul akan peranan BEM yang tidak bisa dipisahkan dengan kampus. Namun hal ini menjadi PR tersendiri karena beberapa tahun terakhir Kemahasiswaan tidak melihat pergerakan BEM. 


“Bukan karena tanpa ikhtiar kita juga sudah mengarahkan mahasiswa kan membuat tim KPU, cuman memang karena satu dan lain hal kita juga tidak tahu dan tidak terlalu masuk di dalamnya karena kan juga memang tidak boleh. Nah sehingga, dalam perjalanannya memang didapati banyak problem satu dan lain hal,’’ pungkasnya.


Kepala Bagian Kemahasiswaan


Meski begitu, Kemahasiswaan terus berupaya agar peranan BEM hadir kembali dengan wacana melakukan pemilihan raya ulang, disertai berbagai peraturan yang nantinya diterapkan. Pembaharuan pada pemilihan BEM ini nantinya memiliki syarat-syarat tentu yang harus ditaati dan disepakati peraturannya oleh para ORMAWA. Hal ini bertujuan menghindari permasalahan yang pernah terjadi dan BEM menjadi lebih baik.


Selain itu, Herdiana menyayangkan karena Ketua Baru BEM yang terpilih pada periode sebelumnya mengundurkan diri.


“Seperti apa alasannya dan sebagainya tapi yang jelas mungkin ada dinamika-dinamika pemilihan dan mungkin karena sudah semester lanjut sehingga fokus ke tugas akhir dan BEM tidak bisa dilanjutkan,” ujarnya.


Permasalahan lainnya adalah terkait fasilitas ruang studi.   Kepala Bagian Sarana Prasarana Pak Acep menyampaikan pendapatnya terkait keresahan mahasiswa yang sering dirinya terima. Ia tidak alergi terhadap kritik yang disampaikan mahasiswa, dan  ditujukan kepada bagian sarana prasarana.


"Saya nggak apa istilahnya, nggak alergi kritik. Saya juga sama mahasiswa dulu, aktif, jadi di BEM, atau di Senat mahasiswa, di fakultas, di universitas belum lagi," pungkasnya saat diwawancarai di Ruang Sarana Prasarana.


Namun, dirinya juga menyayangkan terhadap fasilitas kampus yang tidak dijaga dengan baik oleh para mahasiswa. Ia mencontohkan seperti halnya tindakan vandalisme di lingkungan kampus. 


"Tolong fasilitas yang ada, misalnya ke kawan-kawan itu diperlihat, coba ada yang vandalisme. Coba saja keliling. Nah harusnya dipotret itu, apakah kampus kita itu akan melahirkan vandalisme seperti ini? Kan tidak," tegasnya.


Ia berharap kepada seluruh mahasiswa untuk senantiasa memanfaatkan serta menjaga fasilitas sebagaimana ciri khas kampus yakni, Islamic Technopreneur. Terakhir, Pak Acep membeberkan bahwa mengapa proses pembangunan di lingkungan kampus berjalan perlahan, hal itu disebabkan karena setiap proyek yang dikerjakan tidak menggunakan proyek-proyek perusahaan alias borongan.


Melainkan setiap proyek kampus dikerjakan oleh staf-staf sarana prasarana. Solusi ini dilakukan guna adanya penghematan pengeluaran dana kampus, dan dapat dimaksimalkan dengan maintenance fasilitas lainnya.


"Nah, di UMB mohon maaf, membangunnya itu bukan pakai proyek-proyek perusahaan. Kalau misalnya sekarang kebutuhan-kebutuhan ruangan dibangun oleh orang lain, jeblok. Jadi dikerjakan sendiri," ujar Acep.


Kepala Bagian Keuangan


Terakhir, Abin Suarsa selaku Kabag Keuangan menyampaikan bahwa sampai pada Senin, 22 April 2024, dirinya belum menerima laporan secara real mengenai adanya mahasiswa yang mengundurkan diri akibat keuangan. Sehingga, dirinya merasa bahwa kebijakan keuangan yang diberikan oleh bagian keuangan masih sesuai ketentuannya. 


Abin menyarankan bagi mahasiswa terkendala keuangan dan meminta keringan bisa mendatangkan orang tuanya guna mendapatkan solusi lebih lanjut. Hal ditujukan peranan orang tua dalam bertanggung jawab, dan masalah yang disampaikan akan lebih jelas.


"Biasanya sih kalau ada yang terkendala dengan keuangan, sebetulnya kan biasanya orang tua yang datang ya, biasanya orang tua datang. Dan orang tua yang datang, biasanya ada solusi. Ada malah yang bikin surat dari kepala desanya gitu ya, ini orang kurang mampu. Kan solusinya ada seperti itu," ujarnya. 



Peneliti: Tim Redaksi

Desain: Yogi Bagus & Fatin Rizqullah

Produksi: Mei 2024

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama