Beragam bunga menghiasi Wisuda ke-7 Universitas Muhammadiyah Bandung pada minggu (29/12/2024).
(Foto : Kaisan / Bewara Pers)
Hari wisuda adalah puncak
dari perjalanan panjang yang penuh tantangan bagi para mahasiswa. Oleh sebab
itu, wisuda menjadi momentum bersejarah bagi para wisudawan. Selain toga, dan
ijazah yang diterima oleh wisudawan, terdapat simbol-simbol yang mengungkapkan rasa
syukur dan juga apresiasi bagi mereka. Salah satu simbol yang paling terpampang jelas adalah
bunga.
Memberikan bunga pada hari wisuda bukan hanya
sekadar tradisi biasa, namun kaya akan makna. Di seluruh dunia, bunga menjadi
simbol universal yang menyatu dengan emosi dan perasaan di dalam suatu momen.
Di Jepang, misalnya, wisudawan sering kali menerima buket bunga sakura. Bunga sakura
tidak sebatas menghias suasana, tetapi juga melambangkan harapan untuk masa
depan yang cerah. Setiap kelopak sakura yang mekar mengingatkan bahwa, layaknya
bunga ini, para lulusan pun siap untuk berkembang dalam kehidupan baru mereka.
Sementara
itu, di belahan budaya Barat, bunga-bunga seperti tulip dan daffodil menjadi
pilihan populer untuk merayakan kelulusan. Tulip, dengan warna-warnanya yang
cerah, melambangkan cinta dan keindahan, sementara daffodil dikenal sebagai
simbol kebangkitan dan awal baru.
Begitu
pun di Indonesia, pemberikan buket bunga telah menjadi sebuah tradisi dari
berbagai daerah. Tak jarang di hari wisuda berbagai pedagang bunga turut hadir
di depan gerbang kampus. Selain untuk mencari keuntungan, para pedagang juga turut serta dalam
mewarnai hari indah bagi para wisudawan.
Setiap
jenis bunga membawa pesan tersendiri, menciptakan jalinan emosional yang
mendalam antara pemberi dan penerima. Ketika wisudawan menerima buket bunga,
mereka tidak hanya mendapatkan hiasan yang cantik; mereka juga mendapatkan
harapan yang diwakili oleh setiap bunga.
“Bunga
yang saya kasih, saya memilih bunga berwarna putih karena wisuda itu merupakan
akhir dan sebuah awal babak baru dalam kehidupan, sehingga warna putih pada
bunga ini melambangkan kesucian dalam artian ketika pengabdian lulus dari
kampus harus berguna bagi masyarakat.” Tutur Irfan Kurniawan selaku paman dari
wisudawan.
Dra.
Euis Evi Puspitasari M.Si. selaku Kaprodi Ilmu komunikasi Universitas
Muhammadiyah Bandung mengungkapkan. “Bunga di hari wisuda itu sebagai ungkapan
rasa cinta, kasih sayang, penghargaan terhadap prestasi yang diraih oleh
mahasiswa tersebut atas gelar sarjana jadi bisa saja jika dari teman itu bentuk
apresiasi perjuanganya hingga titik saat ini.
Setiap
buket bunga membawa cerita tersendiri. Sindy, seorang wisudawan Manajemen mengungkapkan. “Makna bunga itu spesial untuk kita para wisudawan, bunga yang saya terima ini
dari temen-temen, bunga-bunga tersebut menjadi pengingat akan dukungan dari
mereka selama perjalanan panjang menuju kelulusan."
Begitu
pun Ucup selaku wisudawan Teknik Industri menyatakan. "Pemberian bunga
ini, bukan hanya sekedar sebuah pemberian, terdapat kasih sayang dibaliknya
yang diberikan entah itu oleh orang tua, pasangan, dan juga teman.”
Bagi
orang tua, pemberian bunga di hari wisuda merupakan rasa bahagia yang
diutarakan dalam mencerminkan harapan yang berwujud cinta serta doa yang tak
luput dari ucapannya kepada para wisudawan.
“Untuk
ibu pemberian bunga ini untuk anak ibu adalah satu kebahagian seorang ibu untuk
keberhasilan anaknya, mungkin ini adalah lambang cinta, dan harapan untuk anak
ibu bisa sukses dunia dan akhirat.” Ucap salah satu orang tua dari wisudawan
dengan penuh haru.
Di
balik setiap hari wisuda terdapat makna mendalam dari bunga-bunga yang
menghiasi momen tersebut. Mereka adalah ungkapan cinta, harapan, dan perjalanan
panjang menuju kesuksesan. Ketika para wisudawan melangkah untuk menghadapi
babak baru dengan ijazah di tangan, dan buket bunga di pelukan, momen tersebut
mengajak para wisudawan untuk merayakan bukan hanya sebatas pencapaian akademis,
tetapi juga perayaan bahwa semua impian dan harapan yang akan terus mekar
seiring dengan langkah-langkah mereka ke depan.
Wartawan:
Kaisan Nailus Syarof, Abdul Hakim Ghibran
Editor:
Abdul Hakim Ghibran.