Jeda Sejenak

(Source: Pinterest)
 


Jeda Sejenak

Penulis: rara

Akhir-akhir ini, mungkin sebagian dari teman dekat ku mulai menyadari adanya jarak yang aku ciptakan. Aku tidak lagi banyak bercerita, mengobrol, atau berkumpul seperti biasanya. Perubahan ini bukan tanpa alasan.

Ada sikap dan perlakuan dalam lingkungan pertemanan kita yang membuatku merasa tidak nyaman, terkadang merasa tersudutkan, bahkan diasingkan. Perasaan-perasaan ini perlahan mendorongku untuk menarik diri. Bukan karena benci, tapi karena aku ingin menjaga kesehatan mental dan emosiku sendiri.

Aku tahu, menyampaikan ini lewat tulisan mungkin bukan cara yang paling tepat. Bisa saja aku dianggap terlalu sensitif, atau bahkan dinilai sedang mencari perhatian. Tapi jujur, aku belum punya keberanian untuk bicara langsung. Aku takut disalahpahami, dianggap lebay, atau dianggap membawa drama. Karena itu, aku memilih diam untuk sementara waktu.

Aku juga sadar, selama kita berteman, mungkin aku pernah berbuat salah, tanpa sengaja melukai kalian lewat ucapan atau sikapku yang tak kusadari. Untuk itu, aku minta maaf. Sama seperti kalian, aku tidak pernah berniat menyakiti siapapun. Saat ini, aku sedang belajar apa artinya memahami dan dimengerti.

Aku hanya berharap, suatu saat nanti, ketika semuanya sudah lebih tenang dan luka ini perlahan sembuh, kita bisa kembali bertemu mengobrol tanpa canggung, tanpa rasa takut, dan tanpa harus berpura-pura kuat.



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama