Review Album Manusia dari Tulus, Penuh Lagu yang Manusiawi

Review Album Manusia dari Tulus
Cover Album Manusia dari Tulus (Foto: Instagram/tulusm)

BEWARAPERS.ID - Tulus telah merilis album terbarunya bertajuk Manusia pada 3 Maret 2022 lalu. Meskipun masih terbilang baru, album ini berhasil menarik minat pecinta musik Indonesia.

Buktinya, salah satu lagu Tulus dari album Manusia, yakni Hati-Hati di Jalan selalu muncul menjadi background musik video Reels Instagram atau TikTok. 


Tulus membawa cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari melalui album ini. Namun, tema-tema yang dipakai tidak melulu soal cinta. Ada tentang nostalgia, self-healing, dan persoalan kehidupan lainnya.


Ketika pertama kali mendengar album ini, kita seperti bercermin. Lagu-lagunya manusiawi. Idealis namun tetap enak di telinga. Tulus berhasil membuat album yang cukup membuatnya masuk nominasi berbagai penghargaan.


Baca Juga: Gelar MASAKU, Prodi Ilkom UM Bandung Cetak Kader Mahasiswa yang Unggul


Review Album Manusia - Tulus


Maka dari itu, mari kita review satu per satu lagu Tulus dalam album Manusia ini:


Tujuh Belas


Tulus benar-benar pintar menulis sebuah lagu. Lagu Tujuh Belas menjadi pembuka dalam album Manusia. Tema nostalgia masa remaja dikemas dengan apik, lugas, namun tetap menyentuh hati.


Lirik yang begitu kuat dengan beberapa repetisi di bagian chorus menjadikan lagu ini mudah diingat oleh para pendengar. Seperti yang kita ketahui, lirik-lirik Tulus memang terkenal dengan kesederhanaan dan proximity nya dengan pendengar.


Soal aransemen, Tulus tetap bereksplorasi dengan ciri khasnya yang pop namun jazzy. Musiknya easy listening dan nyaman di telinga. Khas Tulus banget pokoknya!


Kelana


Saya terkejut dengan lagu ini. Saya kira temanya adalah tentang perjalanan mencari kekasih hati. Tapi, ternyata bercerita tentang kebingungan atau dilema seseorang dengan rutinitas atau kehidupan


Kalimat “Menumpuk uang untuk apa?” di akhir lagu membuat saya terkejut. Tema yang disuguhkan sungguh berbeda dari lagu mainstream pada umumnya.


Tulus membawa kesan megah di lagu ini. Membuat segala cerita yang ada dalam lagu menjadi lebih menyentuh. Berhasil meraup emosi pendengar yang lebih senang musik rock seperti saya. Saya senang ada musik pop yang membawa tema seperti ini.


Remedi


Lagu tentang self-healing sebenarnya sedang tren dalam beberapa tahun terakhir. Kunto Aji dan Hindia adalah dua musisi yang populer dengan lagu yang dianggap memiliki tema self-healing.


Tulus pun memilikinya dalam lagu Remedi. Lagu ini seperti sebuah obat untuk pendengar dalam memulai hidup baru setelah mendapatkan keterpurukan. Memberikan kesempatan untuk remedi atau melakukan perbaikan dalam hidup.


Musiknya dibuat sederhana, khas Tulus. Dimulai dengan ukulele dan diakhiri dengan megah. Ketukannya bisa menyapa telinga dengan sopan. Bagi yang mendengar lagu ini dengan penuh penghayatan, akan merasakan emosi sedih dalam lagu ini.


Interaksi


Lagu ini bertema cinta. Tetapi, tetap memiliki sentuhan yang nggak cengeng, hahaha. Serius. Lagu ini pasti dapat menjadi soundtrack bagi siapa pun yang bertemu lagi dengan mantan yang masih dicintai.


Bercerita tentang bertemunya sepasang insan yang sepertinya salah satunya masih mencintai. Tetapi, ia takut dengan rasa sakit yang datang menghantui. Akhirnya, ia berharap kalau memang bukan jodohnya ya dijauhkan.


Musiknya bikin jleb. Slow dan easy listening. Tulus benar-benar hebat membuat lagu sejuta umat seperti ini. Tapi yang saya salut itu lagunya nggak cengeng. Itu saja.


Ingkar


Semua orang sebenarnya sudah mengetahui tentang lagu ini. Lagu ini dirilis lebih dahulu sebagai single pada tahun 2021 sebelum albumnya diluncurkan.


Lagu ini bercerita tentang seorang pria yang mencoba dengan perempuan baru tapi rasanya kayak membohongi diri sendiri. Karena kenyataan dia masih cinta sama mantannya itu. Haduh. Gitu lah kira-kira.


Musiknya dominan oleh piano. Dibuat megah dengan berbagai instrumen lainnya. Buat yang punya cerita yang sama kayaknya bakal nangis kejer.


Jatuh Suka


Judulnya cukup unik, kalau orang lain lebih sering menggunakan frasa “Jatuh Cinta”, Tulus lebih baik menggunakan frasa “Jatuh Suka”. Seperti judulnya, lagu ini romance banget.


Lagu ini menceritakan seseorang yang kesemsem atau lagi suka sama orang lain. Lagu ini punya potensi timeless karena general banget ketimbang menggunakan frasa jatuh cinta. Menggambarkan seseorang yang baru terkesima, gitu.


Musiknya lembut, ketukan khas Tulus banget. Jazzy-nya dapet. Tetap easy listening dan aransemennya membuat lagu cinta ini nggak cengeng.


Nala


Saya sempat bingung kenapa Tulus menggunakan kata “Nala” sebagai judul lagu. Tapi, setelah mendengarnya, ternyata Nala adalah tokoh yang diceritakan dalam lagu ini.


Story telling dalam bentuk lagu kadang tidak enak untuk didengar. Tapi, dalam beberapa lagu, seperti yang Tulus nyanyikan ini bisa sangat menyentuh dan story telling yang disuguhkan cukup indah.


Nala bisa disebut lagu sedih, menceritakan kesedihan seorang perempuan. Musiknya pun dibuat sedih dengan intro yang dimulai dengan suara gitar akustik. Keren.


Hati-Hati di Jalan


Lagu ini adalah salah satu yang viral di album Manusia. Tulus berhasil membuat lagu yang lirik dan musiknya bisa menjadi soundtrack universal bagi semua orang. Sedih tapi ada kesan bahagia secara bersamaan dalam lagu ini.


Lagu ini bercerita tentang perpisahan. Dibuat unik dan lugas, liriknya penuh metafora yang jarang kita dengarkan di lagu lain. Dengan lagu ini, seperti mencoba menyampaikan pesan tentang keikhlasan.


Musiknya pop-jazz yang easy listening. Tempo yang slow tapi tidak terlalu lambat. Kita pasti akan ingin ikut bernyanyi ketika mendengarnya. Pantas, lagu ini sudah didengarkan sebanyak 4 juta kali walau masih baru dirilis.


Diri


Lagu tentang self-healing lagi. Tapi, lagu ini seolah pendengar berbicara dengan diri sendiri secara personal. Masalah apapun yang dihadapi seolah terangkum dalam lagu ini.


Mengisahkan tentang proses memaafkan diri sendiri, lagu ini seolah memberi wejangan. Ketika mendengarkannya dengan penuh penghayatan, kita pasti diajak menjelajah terhadap segala hal yang pernah kita lewati di masa lalu.


Musiknya diiringi oleh gitar akustik dan piano di awal lagu. Kesan sendu yang dibawa Tulus berhasil meraup emosi, sinkronisasi antara lirik dan aransemen yang melow pastinya bikin kita bengong.


Satu Kali


Album Manusia diakhiri dengan lagu berjudul Satu Kali. Tulus mencoba mengakhiri album ini dengan sebuah pesan bahwa segala hal yang ada di dunia ini hanya bisa kita nikmati sekali.


Konsep ini cukup ampuh. Di awal album kita diajak untuk bernostalgia masa muda, sementara di akhir kita diajak introspeksi bahwa hidup cuma sekali.


Musik di lagu ini sepertinya sengaja dibuat sangat megah sebagai akhir dari sebuah album. Seolah merangkum semua lagu yang ada sebelumnya. Seperti mengemas album ini seperti cerita. luar biasa.


Baca Juga: Dilantik, UKM Tapak Suci UM Bandung Siap Tingkatkan Sinergitas Organisasi dan Dakwah


Bagaimana? Sudah mendengarkan album Manusia dari Tulus? Lagu di album ini memang bisa didengarkan semua dan malah bisa lebih menyentuh ketika diputar dari awal sampai akhir. Seolah memberikan banyak cerita tentang manusia.


Tulus berhasil membuat lagu-lagu indah yang manusiawi di album ini. Punya cerita yang seperti saling berhubungan. Mungkin, .Feast yang berhasil membuat album Multiverse yang setiap lagunya seperti satu track yang menyambung.


Seperti album The Walls milik Pink Floyd yang benar-benar seperti sebuah film di setiap lagunya. Tapi, Tulus memilih menggunakan caranya sendiri, tetap pada ciri khasnya. Lagu-lagunya matang, berhasil membuat musik idealis yang bisa diterima oleh telinga masyarakat luas.


Jangan lupa dengarkan Album Manusia dari Tulus di platform streaming favoritmu, seperti Spotify atau Apple Music. Hindari pembajakan! (afs)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama