Himpunan Teknik Elektro UM Bandung Gelar Webinar Renewable Energy Upaya Strategi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan.

 

Dr. Leong Jenn Hwai, Dosen University Malaysia Perlis (Foto: Bewara Pers)

BEWARAPERS.ID, Bandung – Himpunan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Bandung menggelar Webinar Renewable Energy pada, Sabtu (02/07/2022). Kegiatan bertajuk ‘Implementasi Energi Baru dan Terbarukan Mengatasi Tantangan Penyediaan Akses Energi’ tersebut digelar secara virtual.

Mengundang 2 narasumber hebat,dari 2 Negara yang berbeda yaitu Prof. Mad. Dr Ir. Syafrudin Masri, ST., M. T. selaku Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung dengan materi ‘PV Sumber Renewable Energy yang Menjanjikan’, dan Dr. Leong Jenn Hwai selaku Dosen University Malaysia Perlis dengan materi ‘Application Of Multilevel Inverter On PV Power Plant’.

Kepanitiaan dilakukan secara offline dominan memakai pakaian batik. Background zoom yang dipakai ketika webinar berwarna putih dan biru dengan dihadiri sekitar 70 peserta dari berbagai instansi luar.

Peserta Webinar Renewable Energy (Foto: Bewara Pers)

Ketua Pelaksana Doni Faisal Akbar mahasiswa Teknik Elektro semester 4, mengapresiasi para peserta webinar. “Untuk partisipan alhamdulillah mencapai hampir 70 partisipan lebih yang masuk dalam room zoom, walaupun tidak memenuhi target. Target yang kami harapkan lebih dari itu, namun sangat berterima kasih kepada seluruh partisipan yang telah meluangkan waktunya untuk bergabung dengan webinar ini,” kata dia kepada BewaraPers Sabtu (02/07/2022).

“Webinar tidak hanya diikuti mahasiswa UM Bandung, adapun mahasiswa dari Universitas Texmaco Subang, Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Universitas Langlangbuana, Universitas Soerjo Ngawi, dan Sulawesi. Alhamdulillah banyak yang sudah berkenan berkontribusi dalam webinar ini,” lanjutnya.

Dibuka oleh Ketua Prodi Teknik Elektro Fakultas Saintek Jaya Kuncara Rosasusila, S. T., M.T., TE., mengatakan “Bidang Teknik Elektro merupakan teknik yang kuat dan sangat luas terlebih di industri 4.0. Teknik Elektro sangat dibutuhkan pada pemerintahan industri dan lainnya. Tema webinar yang menarik, dan ada krisis energi yang membutuhkan solusi untuk mengatasi bagaimana kita mendapatkn energi baru,” kata dia dalam sambutannya.

Prof. Mad. Dr Ir. Syafrudin Masri, ST., M. T., Dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (Foto: Bewara Pers)

Prof. Mad. Dr Ir. Syafrudin Masri, ST., M. T. dalam materinya memaparkan bahwa Indonesia kaya akan sumber energi. Indonesia memiliki kapasitas (pembangkitan) sumber energi sebesar 70,96 Giga Watt (GW) . Dari kapasitas energi tersebut, persen energi berasal dari batubara 20%, minyak bumi 36%, gas bumi 17%, biomasa, air, geothermal surya, dll adalah 27%. Sebagai negara terpadat di Asia Tenggara, dan terpadat ke - 4 di duni, konsumsi energi di Indonesia tentu sangat besar. Energi Surya akan menjadi andalan dalam strategi pengembangan energi terbarukan dalam upaya mendorong realisasi net-zero emission pada 2060 atau lebih cepat.

“Mari kita galakan sumber energi ini dari photovoltaic. Dengan adanya krisis energi, karena energi akan habis kita berlomba-lomba untuk mendapatkan alternatif energi. Paling mudah mendapatkan energi listrik dengan sinar matahari. Pemerintah sudah memberikan biaya yang begitu banyak, program-program yang digalakan. Sudah saatnya kita mengkonsentrasikan dibidang energi ini dimana kita bisa membangkitkan energi. Apalagi sekarang dibantu oleh teknologi dengan kontrol yang begitu canggih yang membantu menghasilkan energi matahari menjadi energi photovoltaic" jelas dia.

Sedangkan Dr. Leong Jenn Hwai dalam materinya memaparkan mengenai Inverter Bertingkat dan Potensinya Dalam Aplikasi Energi Terbarukan. Dalam pengantar mengatakan pentingnya konversi daya listrik, spesifikasi utama sakelar elektronik daya, dan Kekurangan atau keterbatasan inverter 2 tingkat konvensional.

“Multilevel Inverter Introduction and its advantages Basic topologies Basic control strategies Multilevel Inverter in Renewable Energy Applications Solar PV, fuel cell, wind power, ocean current , tidal , etc. Our MLI Works,” ujarnya.

Dia memberikan penjelasan bahwa “Energi Terbarukan Inverter Bertingkat Dalam Aplikasi”, seperti:

1. Panel surya terhubung dengan sakelar bertingkat Inverter bertingkat dan keluaran bentuk gelombang DODC CONVERTER.

2. Sistem Fotovoltaik (PV) dengan Inverter bertingkat.

3. Sel bahan bakar dan Inverter Multilevel

4. Sistem Konversi Energi Angin Berbasis Generator Sinkron Konvensional (WECS) dengan Konverter Berperingkat Penuh

5. Split - Alternator Berliku dan Inverter Berjenjang

6. Sistem Pembangkit Arus Laut menggunakan Cascaded H - Bridge Inverter

7. Sumber RE + MLI -> Pusat Data (Hijau berkelanjutan) dan (Konsep seperti Tesla Gigafactory)

Sesuai dengan tujuan diadakannya webinar tentang ‘penyediaan tenaga baru dan dibarukan’. Memberikan wawasan energi tersebut yang bersumber dari kekayaan alam, dan memberitahukan mengenai inovasi teknologi terknini terkait energi baru dan terbarukan. Diketahui energi yang digunakan saat ini ialah energi fosil yang suatu saat pasti akan habis. Manfaat adanya energi baru dan terbarukan menjadi solusi alternatif energi berkelanjutan yang dapat diperbaharui dan ramah lingkungan.

“Dari mahasiswa elektro sendiri dalam terobosan penyediaan akses energi baru dan terbarukan, kemarin kami sempat berbincang dengan padekan untuk membuat "Panel Surya" dalam penyediaan energi listrik dikampus. Namun terkendala dalam pembiayaan, karena pembelian alat yang tidak murah meregoh kocek yang cukup dalam. Sehingga saat ini belum bisa terealisasi" jelasnya untuk inovasi mahasiswa Teknik Elektro UM Bandung.

Ketua pelaksana memberikan penjelasan klarifikasi atas kejadian gangguan yang terjadi pada Online Meeting webinar hari kemarin. Gangguan saat narasumber sedang meberikan materinya berupa pergantian link Zoom Meeting yang akhirnya dipindahkan ke GoogleMeet.

"Saya sebagai ketua pelaksana meminta maaf, atas ketidak nyamanan dalam pelaksana webinar. Karena harus berganti-ganti ruang zoom, dan akhirnya pindah kepada GoogleMeet. Sebenarnya kami dari pihak panitia sudah menyiapkan zoom premium dari beberapa hari lalu. Sempat kami uji coba sehari sebelum pelaksanaan tetapi tidak terjadi kendala, namun ketika hari pelaksanaan zoom yang kami beli tiba-tiba mengalami kendala dan backup yang sudah kami siapkan pun terdapat kendala. Akhirnya saya putuskan untuk pindah ke Google Meet. Hal tersebut akan menjadi sebuah pembelajaran dan kedepannya, InsyaAllah ketika kami kembali mengadakan acara akan lebih mempersiapkan, agar tidak ada kendala seperti hal nya tadi,” tutup dia (*).


Wartawan: Adeva, Imanda, dan Umi

Editor: Tania Rahmawati

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama