Dunia digital memiliki banyak peluang bisnis. Tidak hanya soal online shop, tetapi banyak peluang yang bisa jadi kesempatan emas anak muda memanfaatkan ruang digital dengan maksimal.
Salah satunya adalah menulis. Ternyata, dunia kepenulisan di era digital memberikan banyak peluang bisnis bagi anak muda. Saat ini ada profesi yang disebut SEO Writer. SEO Writer adalah mereka yang menulis konten untuk kebutuhan website dengan struktur artikel yang sesuai dengan pedoman Search Engine Optimazitation (SEO).
Sudah banyak perusahaan menengah sampai besar yang memanfaatkan blog sebagai sarana pemasaran yang ampuh. Selain bisa menjangkau banyak audiens, blog pun terbilang murah. Anak muda harusnya sudah bisa membaca peluang bisnis ini untuk bisa berkembang di dunia digital.
Sastra digital pun semakin merebak seiring berkembangnya internet. Banyak masyarakat yang senang membaca cerita dan mau membayar untuk mendapatkan hiburan sastra melalui internet dan ponsel.
Saat ini, DataReportal melaporkan terdapat 4,95 miliar pengguna internet pada Januari 2022. Angka tersebut meningkat 4% dari 4,76 miliar orang pada Januari 2021.
Sementara itu, Stock Apps melaporkan, jumlah pengguna ponsel di dunia mencapai 5,3 miliar pada Juli 2021. Jumlah itu menggambarkan 67 persen, atau lebih dari separuh total penduduk Bumi yang berada di angka 7,9 miliar.
Dengan angka tersebut, para developer bisa membaca peluang bisnis yaitu menciptakan atmosfer sastra digital. Banyak aplikasi sastra digital yang bisa digunakan, seperti KaryaKarsa, NovelMe, NovelToon, Fizzo, dan lain sebagainya.
Mahasiswa yang gemar menulis cerita bisa mendapatkan penghasilan tinggi dengan memanfaatkan platform tersebut. Artinya, sastra di dunia digital sangat menjanjikan.
Sebagai jurnalis media online sejak 2019, saya mencoba menelaah tentang bagaimana media online bisa lebih hidup ketimbang media cetak. Salah satu indikatornya adalah kecenderungan masyarakat dalam membaca melalui ponsel dan internet.
Akan tetapi, dengan literasi media dan literasi digital yang rendah, dimanfaatkan korporat media sebagai ajang mengubah paradigma pembaca di Indonesia.
Salah satunya dengan membuat clickbait. Clickbait sebenarnya diperbolehkan, dengan catatan, tidak missleading dan tidak melanggar Kode Etik Jurnalistik (KEJ).
Namun, media online saat ini masih tetap menggunakan metode tersebut. Apa alasannya? Karena masyarakat sendiri mendukung hal itu. Masyarakat membaca berita sensasional tersebut.
Artinya, untuk mengubah porakporandanya media digital, harus dimulai dengan perubahaan kebiasaan masyarakat dalam mencari dan membaca informasi.
Tirto dan Kumparan menjadi salah satu contoh pembeda dalam dunia media digital. Mereka menawarkan berbagai ciri khas yang tetap mempertahankan kualitas karya jurnalistik.
Kembali ke peluang bisnis di dunia digital. Dari berbagai bahasan di atas, dunia digital tidak hanya menjadi ruang alternatif. Tetapi, bisa jadi atmosfer baru, sebuah paradigma dalam berbisnis, khususnya pekerja kreatif.
Munculnya NFT, menjadi salah satu pertanda bahwa karya seni pun bisa bertahan di ruang digital. Kelahiran YouTube jadi pertanda bahwa pekerja kreatif bisa lebih produktif dengan idealismenya sendiri.
Namun, ada beberapa catatan yang harus dipahami dalam berbisnis di ruang digital; kejujuran dan ketekunan menjadi salah satu yang paling utama. Rasa malas bisa menjadi boomerang bagi anak muda. Rebahan memang nikmat di waktu sekarang, tetapi di masa depan hanya akan membawa petaka.
Membaca peluang bisnis di dunia digital bisa dilakukan siapa saja. Adaptasi ini sudah dilakukan oleh banyak orang di luar negeri. Sekarang giliran masyarakat Indonesia yang menjadikan ruang digital sebagai sarana yang lebih baik lagi.
Penulis: Afsal Muhammad (Mahasiswa Prodi Manajemen UM Bandung & Redaktur Cianjur Update)