![]() |
(Foto: BALTYRA.COM) |
Kegiatan ngopi menjadi hal yang lumrah dilakukan apalagi di kalangan mahasiswa.
Kata ngopi merupakan kata yang sudah tidak asing bagi kita semua. Saat ini kata "ngopi" bukan hanya diartikan sebagai kegiatan minum kopi di warung, rumah, atau di suatu tempat saja. Namun dengan seiringnya berjalan waktu ajakan "ngopi" dapat diartikan sebagai kegiatan nongkrong, diskusi atau rapat.
Sepertinya diskusi sembari ngopi sudah menjadi kebutuhan di mahasiswa. Katanya ketika diskusi tanpa adanya kopi maka topik bahasan pun akan buntu. Iya, memang terdengar seperti hiperbola. Ngomong-ngomong soal ajakan ngopi di musim kaderisasi, sepertinya menjadi rahasia umum sebagai ajang penyatuan visi misi atau mencari koalisi.
Seperti yang sudah saya bahas di tulisan sebelumnya yang berjudul, "Kaderisasi atau Oligarki" bahwa musim politik kampus menjadi ajang untuk pencalonan pimpinan di organisasinya masing-masing. Karena hal tersebutlah kita sebagai mahasiswa harus bisa memiliki daya telaah masing-masing. Jangan sampai hak suara dan kebebasan kita untuk berekspresi diambil begitu saja.
Ketika dalam musim politik kampus sudah seharusnya setiap individu lebih waspada terhadap ajakan ngopi dari berbagai sisi. Jangan sampai kemampuan intelektual serta idealisme yang dimiliki, kendor hanya dengan dijanjikan sesuatu ketika tergabung dalam koalisi atau kaderisasi.
Jika melihat arti pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), istilah “koalisi” ini berarti ‘kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen’. Sementara Menurut Shively, koalisi dapat didefinisikan sebagai gabungan antara beberapa kelompok untuk mengendalikan dan menghimpun kekuasaan, sehingga kepentingan pihak-pihak yang berkaitan tersebut dapat terakomodasi.
Jadi berbicara koalisi di lingkup kampus dapat diartikan sebagai bentuk persetujuan secara formal yang memiliki kontrak bersama di antara dua organisasi atau lebih, guna menjamin kekuasaan yang akan menjabat atas dasar adanya suara dari mayoritas.
Sebenarnya adanya ajakan untuk berkoalisi itu sah-sah saja. Namun yang perlu diperhatikan oleh kita semua ketika adanya ajakan dari beberapa pihak untuk berkoalisi yaitu, disiapkan dokumen tertulis hitam diatas putih bukan hanya sekadar menjadi janji dalam pembicaraan saja. Serta perlu dipikirkan apakah ajakan koalisi dari pihak A, B, C atau D ini dapat memberikan dampak baik bagi keseluruhan atau hanya menguntungkan beberapa pihak saja?
Jangan sampai kita tergiur karena sebuah posisi atau proyek. Sehingga melupakan kepentingan bersama di organisasi yang mana kepentingan bersama lebih dari segalanya. Koalisi ini dapat menjadi cara efektif untuk menjembatani beragam kepentingan organisasi untuk bersama-sama membangun dan menjalankan sebuah pemerintahan di kampus.
Memilah dan memilih ajakan ngopi bisa dibilang hal yang wajib dilakukan. Jangan sampai ajakan ngopi dan diskusi tersebut dikotori dengan penyelendupan aspirasi untuk berkoalisi dan berujung hanya untuk kepentingan pribadi.
Seperti kata Naomi Klein bahwasanya, "Demokrasi bukan hanya hak untuk memilih; itu adalah hak untuk hidup bermartabat.
Oleh: Detyani Aulia Malik