Ramadan Sebagai Tazkiyatun Nafs

BEWARAPERS.ID - Secara istilah puasa adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Ibadah puasa termasuk rukun Islam yang ke tiga, dan dilaksanakan di bulan Ramadan. 

Ibadah puasa memiliki manfaat yang luar biasa terhadap jasmani dan rohani seseorang. Puasa juga menjadi ajang untuk membentuk pribadi dan karakter yang lebih baik, beramal sebanyak-banyaknya dengan maksud untuk menjaga keistiqamahan setelah bulan Ramadan berakhir. Orang yang berpuasa tentunya akan kuat jiwanya, tidak mudah putus asa, dan sabar dalam menghadapi permasalahan. Karena melalui ibadah puasa, perilaku umat muslim diubah dari ketidaksadaran menuju kesadaran, dari kecerobohan menuju kehati-hatian. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ibadah puasa adalah proses pembiasaan yang ditempuh untuk mencapai jiwa yang lebih bersih dan tenang.

Ibadah puasa menjadi momen yang sangat berharga untuk melatih mental yang baik, karena dalam ibadah puasa terdapat latihan-latihan kejiwaan yang mau tidak mau harus kita lalui, seperti berperilaku jujur dan menahan lapar dan haus baik bersama orang lain maupun saat sendirian. Jadi dapat dikatakan bahwa ibadah puasa merupakan proses yang dilalui untuk mencapai jiwa yang lebih baik dan suci. Rasa lapar juga dapat membersihkan hati kita dari sifat sombong, serakah, riya dan juga dengki sehingga dengan berpuasa, maka dapat melahirkan jiwa yang lemah lembut. Kelembutan hati inilah yang dapat melahirkan sikap kasih sayang sesama manusia. 

Selain itu, hawa nafsu tidak mampu ditaklukkan dengan apa pun, selain dengan rasa lapar dan haus yakni dengan cara berpuasa. Ketika kita lapar, maka hawa nafsu akan merasakan kelemahannya, dia menjadi lemah, kekuatannya menjadi hilang sebab tidak ada asupan makanan. Kesombongannya pudar karena tidak meminum segelas air sama sekali. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa ketika lapar dan haus, maka dapat menundukkan kekuatan hawa nafsu yang selalu mengajak kita untuk berbuat maksiat. Karena itu, asal kekuatan hawa nafsu tiada lain ialah melalui makanan serta minuman.

Tujuan dari puasa itu sendiri adalah, menciptakan jiwa yang bersih dari nafsu, dan juga sebagai sarana pencucian jiwa, yang disebut ( تزكیة انفس) Tazkiyatun nafs. Proses pencucian jiwa ini dilakukan dengan cara menghentikan perilaku dosa serta maksiat, dan sifat-sifat tercela yang dapat mengotori hati kita. Penyucian jiwa di sini artinya menyucikan aspek rukhaniyah manusia seperti halnya membersihkan badaniyah, yang keduanya wajib dibersihkan setiap saat.

Tazkiyatun nafs yang artinya menyucikan diri dari penyakit hati seperti ujub, riya, takabur, dan hasad. Begitu pun sebaliknya, justru untuk menumbuhkan nilai-nilai yang baik seperti tawadhu', qana'ah, sabar, lapang dada, istiqamah, dan wara' dalam beribadah pada Allah SWT dan mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Intinya, tazkiyatun nafs adalah proses pembersihan atau penyucian jiwa, meluruskan kembali jiwa yg kotor (akhbas) serta membersihkan kembali jiwa yang masih kotor supaya kembali fitrah sebagaimana insan saat baru dilahirkan. Salah satunya yaitu dengan melakukan ibadah puasa. Dengan puasa maka jiwa orang mukmin akan menjadi lebih bersih dan memberikan nilai positif pada tingkah laku dan perkataan.



Penulis: Ayu Rahma Pratiwi

Editor: Daffa Sarja

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama