MENYATUKAN SUARA DALAM FORUM CORNER TALKS


 



Corner Talks di Gedung Baru UM Bandung, Kota Bandung, Selasa (24/04/2025). (Foto : Ina / Bewara Pers)

 

BEWARAPERS.ID - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menyelenggarakan Corner Talks yang melibatkan Kementrian Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (ADKESMA) dengan tujuan utama untuk mempersatukan suara mahasiswa, mengidentifikasi permasalahan yang ada, merumuskan solusi bersama, serta menciptakan ruang terbuka agar tersampaikannya keluh kesah.

Forum ini berlangsung di Gedung Baru Universitas Muhammadiyah Bandung. Beberapa masalah yang teridentifikasi melalui forum ini diantaranya seperti polemik Uang Kuliah Tunggal (UKT), terbatasnya fasilitas kampus, dan tidak meratanya sistem penyebaran informasi.

Isu UKT kembali menjadi sorotan utama. Muhammad Tazakka Ahsan selaku Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung menyatakan bahwa persoalan ini seharusnya tidak boleh berulang tiap semester. Ia menekankan pentingnya pengklasifikasian kemampuan ekonomi mahasiswa agar kebijakan kampus tidak menimbulkan ketimpangan.

“Kebijakan seharusnya disesuaikan dengan pengklasifikasian kemampuan ekonomi masing-masing mahasiswa. Dengan cara ini, mahasiswa yang mampu dapat membayar penuh, sebagai bentuk tanggung jawab atas kebutuhan seperti gaji dosen, operasional kampus, dan fasilitas penunjang lainnya. Namun, bagi mahasiswa yang kurang mampu, perlu ada sistem klasifikasi khusus agar akses pendidikan tetap terjaga. Dari sekitar lima ribu mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Bandung, penting agar semuanya memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan. Sistemnya dapat mengikuti model silang yang diterapkan di Perguruan Tinggi Negeri,” ungkap Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung.

Salah satu peserta forum juga mengkritik kebijakan tentang kewajiban melunasi UKT sebelum UTS, yang dinilai memberatkan bagi mahasiswa yang sedang mengalami kesulitan.

"Kebijakan yang adil seharusnya tidak hanya berpihak kepada satu pihak saja, melainkan harus mempertimbangkan kepentingan seluruh mahasiswa, baik yang mampu maupun yang kurang mampu. Solusi yang diambil tidak boleh hanya menguntungkan mahasiswa yang berada dalam kondisi lebih baik. Misalnya, keputusan kampus yang mewajibkan Ujian Tengah Semester (UTS) bernilai 100 persen justru dinilai tidak adil bagi mahasiswa yang kurang mampu. Sebuah kebijakan semestinya berlandaskan kepedulian terhadap kesejahteraan seluruh mahasiswa, bukan sekadar mempertahankan kepentingan institusi.” Ungkap mahasiswa

Tak hanya persoalan UKT, mahasiswa juga menyoroti kebutuhan akan fasilitas kampus yang memadai. Mereka mengeluhkan minimnya lahan parkir, tidak adanya smooking area. Selain itu, keberadaan masjid yang hanya memiliki mushola kecil berada di dalam gedung menjadi perhatian utama.

"Sebagai bagian dari Muhammadiyah, yang dikenal sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, idealnya kampus ini dapat memiliki fasilitas masjid di area kampus untuk mendukung kegiatan keagamaan mahasiswa." Ujar salah satu mahasiswa

Salah seorang mahasiswa juga menegaskan pentingnya pengembangan lahan parkir, mengingat jumlah mahasiswa yang semakin meningkat.

“Saya berharap kampus dapat lebih memperhatikan pengelolaan lahan parkir. Semakin tahun itu, mahasiswa itu semakin banyak. Dan tidak menutup kemungkinan, mahasiswa itu pada datang ada yang pakai roda empat dan makin banyak yang memakai roda dua. Pada hari-hari tertentu, ketika Pimpinan hadir, jalan menuju koperasi sering kali ditutup demi menjaga mobil rektor. Akibatnya, parkir motor diarahkan ke depan, sehingga macet di jalan. Ini menghambat akses untuk dosen atau mahasiswa yang menggunakan mobil,” Jelasnya.

Permasalahan lain yang disoroti adalah sistem penyampaian informasi kampus yang dinilai masih kurang optimal. Informasi penting sering kali terhambat, sehingga tidak menjangkau seluruh mahasiswa.

Meskipun ada sebagian mahasiswa yang tidak mengetahui keberadaan Corner Talks, mereka yang tidak hadir masih memberikan apresiasi terhadap forum tersebut.

"Saya tidak begitu paham mengenai acaranya, namun saya percaya ini adalah langkah yang baik bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi mereka," ungkap seorang mahasiswa yang tidak dapat hadir.

Ia juga menekankan pentingnya kebebasan dalam menyuarakan pendapat di lingkungan kampus. "Kita hidup di negara demokrasi. Mahasiswa berhak menyampaikan keresahan mereka, asalkan dilakukan dengan cara yang benar dan tepat," tambahnya.

Sebagai penutup, ADKESMA menegaskan bahwa Corner Talks tidak akan berhenti sekadar ruang diskusi semata. Mereka berkomitmen untuk melakukan konsolidasi dan menyampaikan semua aspirasi mahasiswa kepada pimpinan.

 

 

 

Wartawan: Nada, Karina, Ia, Stella

Editor: Ai

1 Komentar

Lebih baru Lebih lama